11 tips atau cara atau juga panduan budidaya burung perkutut .
Kepada teman-teman dan para pembaca terutama penggemar perkutut pemula
yang belum sempat membaca artikel ini dari Mingguan Agrobis, berikut ini
disampaikan ringkasan dengan sedikit modofikasi tentang cara beternak
perkutut yang disarankan yang dibagi dalam 10 langkah beternak Perkutut
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
0. Berdoa
1. Sekolah perkutut
2. Darah atau blood line
3. Lomba/konkurs atau latber
4. Peternak
5. Calon Indukan
6. Crossing
7. Kandang
8. Menjodohkan
9. Manajemen kandang
10. Pemeliharaan piyik
0. Berdoa
Sebelum kita melakukan apapun sebaiknya berdoa dahulu, karena sebesar apapun usaha kita hanya Alloh yang menentukan segalanya.
1. Sekolah perkutut
Sesuatu
yang baru yang ingin kita ketahui termasuk beternak, sebaiknya kita
belajar mulai yang paling gampang atau terrendah seperti murid sekolah
yang belajar dari TK, SD, SMP dan seterusnya sampai S1, S2 dan
selanjutnya.
Dalam beternak langkah pertama dan utama yang perlu
dilakukan adalah mencari dan memilih Indukan untuk diternakkan. Kalau
kita tidak pintar-pintar bagaimana menghadapi trik untuk ini,
salah-salah kita bisa babak belur dan habis duit segudang.
Caranya
dengan membeli dahulu perkutut piyik yang murah istilahnya “ cepekan “
dan memeliharanya, sambil kita belajar dan memahami berbagai aspek
suaranya, makanannya, perawatannya, dan lain-lain. Setelah menjadi
dewasa, diharapkan kita sudah paham betul perubahan kualitas dan irama
suaranya yang kita inginkan.
Bila sudah merasa lebih tahu, belilah
perkutut piyik yang harganya lebih mahal, tujuannya sama untuk memantau
perkembangan perkutut piyik tersebut sampai dewasa. Demikian seterusnya
kita berusaha untuk meningkatkan kualitas perkutut dengan kemampuan dana
yang tersedia. Dengan demikian kita akan terhindar dari gorokan para
peternak yang tidak bertanggung-jawab dan juga terhindar dari seloroh, “
sekolah perkutut itu biayanya mahal “.
2. Darah atau blood line
Sebagian
besar peternak sukses mengatakan bahwa unsur darah keturunan yang
mengalir pada seekor perkutut atau disebut “ Trah “ sangat menentukan
kualitasnya. Walalupun ada sebagian peternak yang percaya bahwa kualitas
suara seekor perkutut dapat diciptakan dengan melakukan “ crossing “.
Penulis meyakini bahwa Trah darah seekor perkutut semula juga hasil dari
sebuah kerja lama dan panjang memalu sebuah penelitian dengan
berpedoman pada ilmu crossing dari hukum Mendel.
Karenanya untuk
membeli perkutut piyik, selain mengamati suaranya, juga sebaiknya
perkutut piyik tersebut mempunyai aliran darah yang jelas dan bagus.
3. Lomba/konkurs atau Latber
Datang,
melihat dan mendengarkan suara perkutut yang dilombakan atau konkurs,
juga pada waktu latihan bersama, sambil bertanya kepada peternak atau
penggemar perkutut yang lebih tahu ( senior ), merupakan tempat belajar
yang terbaik. Dengan cara ini kita akan semakin paham bagaimana suara
perkutut yang baik dan benar. Ingat akan pepatah : “ Malu bertanya,
sesat dijalan “.
Pada kesempatan itu, kita juga bisa mengetahui
secara langsung atau tidak langsung harga seekor perkutut berdasarkan
kualitas suaranya. Tujuannya agar kita tidak jadi korban dan disembelih
oleh peternak nakal ketika kita akan memilih dan membeli calon Indukan
untuk diternakkan.
4. Peternak
Untuk membeli perkutut
calon Indukan, mau tidak mau kita harus dating ke Peternak tertentu
untuk memilih dan membeli bibit perkutut. Di Tanah Air kita sekarang
ini, sudah banyak bahkan ribuan Peternak dari yang berskala kecil,
sedang sampai besar dengan beribu-ribu kandang.
Sebelum menentukan
pilihan untuk membeli, disarankan untuk mendatangi beberapa Peternak
sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan baik kualiats dan harganya.
Dan jangan punya pemikiran yang salah bahwa Peternak kecil atau sedang
tidak memiliki perkutut yang kualitasnya bagus dengan harga yang miring
dibandingkan Peternak besar yang sudah terkenal dan punya nama. Dan
nongkronglah beberapa jam untuk mendengarkan suara perkutut baik piyik
hasil ternakan maupun Indukannya juga trah darahnya. Pada Peternak yang
sudah mapan biasanya memiliki ciri khas piyik hasil ternaknya, misalnya
rata-rata suaranya Cowong, atau ujungnya ndelosor atau depannya
menjerit, dan lain-lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kesukaan dari
Peternaknya, bila si Peternak kesukaannya yang suaranya cowong, maka
hampir dipastikan perkutut hasil ternakannyapun rata-rata bersuara
cowong, dan sebagainya.
Peternak yang sudah mapan rata-rata sudah
beternak secara intensif selama 2(dua) tahun lebih, sehingga beberapa
Indukannya sudah memakai anakan sendiri yang pilihan F2 atau F3 dan
hanya sebagian berupa Indukan dari luar sebagai kelengkapan atau untuk
memenuhi permintaan yang sedang trend.
Sedangkan Peternak yang belum
mapan antara lain ditandai dengan variatifnya Indukaannya dan sedang
mencari-cari bentuknya. Dan biasanya harga piyiknya relatif masih murah
dibandingkan dengan Peternak mapan dengan kualitas yang sama.
5. Calon Indukan
Agar
lebih cepat menghasilkan anakan, yang paling tepat membali calon
Indukan yang sudah berumur sekitar 4(empat) bulan dimana waktunya tepat
dan mudah untuk mulai dijodohkan, sehingga pada umur 5-7 bulan sudah
bisa mulai bertelor. Dan sebaiknya dipilih yang Betina lebih tua
kira-kira sebulan dari Jantannya. Berbeda dengan yang sudah berumur
biasanya susah dijodohkan atau yang Betina sering dikejar-kejar oleh si
Jantan yang biasanya lebih agresif/galak.
Calon Indukan yang bagus sebaiknya dipilih yang mempunyai suara sbb. :
* Suara depan, tengah dan ujungnya bagus.
* Irama suaranya dengan ketukan yang agak renggang dan lelah/senggang.
* Latar atau air suaranya cowong dan tembus baik yang bervolume besar atau kecil, jangan yangsuaranya basah dan serak.
* Juga jangan dilupakan aliran trah darahnya dengan silsilah yang jelas.
* Perhatikan juga bentuk tubuhnya apakah serasi dan tidak ada yang cacat.
6. Crossing
Setelah
mendapatkan beberapa calon Indukan Jantan dan Betina, langkah
selanjutnya adalah menyilangkan pasangan perkutut berdasarkan dasar
suaranya masing-masing untuk dapat menghasilkan perkutut yang kualitas
suaranya lebih bagus. Disini kita dituntut untuk mempelajari cara ilmu
croosing yang benar dan baik dengan cara belajar dari membaca buku-buku
secara teori atau belajar langsung kepada sejumlah Peternak sukses ynag
pada umumnya sudah paham tehnik silang menyilang..
Jalan pintas lain
yang lebih mudah, yaitu dengan meniru atau memfotocopy salah satu
kandang yang sudah jelas Indukannya dan hasil anakannya bagus dengan
membeli adik atau saudaranya dengan resiko yang jelas harganya pastilah
mahal dan hasil anakannya tidak dijamin akan sebagus seperti aslinya..
7. Kandang
Setelah
kita mendapatkan beberapa pasang calon Indukan yang dinilai cocok dan
pas untuk diternakkan, maka persiapan selanjutnya adalah kandangnya.
Tidak
ada ketentuan yang pasti berapa ukuran kandang yang baik, yang penting
dan perlu diperhatikan adalah seberapa luas lahan yang tersedia dan
ukuran kandang disesuaikan dengan lahan yang ada tersebut. Juga untuk
effisiensi bahan yang biasanya dibuat dari bahan kawat, maka biasanya
tingginya bisa 45, 90, 135 atau 180 cm sesuai ukuran lebar kawat,
sedangkan lebar dan panjangnya disesuaikan, dan yang ideal yang
disarankan adalah ; lebar : 60 cm, panjang ; 100 – 180 cm. Bahkan dengan
ukuran kandang : 50(L) x 60(P) x 50(T) dapat digunakan untuk beternak
dengan syarat tidak sering dipindah-pindah dari tempatnya, terutama
selama dalam masa mengerami telornya. Dan lantai bisa dibuat dari tanah
biasa atau yang berpasir, juga bisa berupa lantai bersemen. Demikian
pula atapnya dapat dari bahan genting, asbes atau apa saja. Yang sangat
perlu diperhatikan antara lain harus mendapat sinar matahari pagi,
kelembaban cukup, jarak atap ketempat sarangnya tidak terlalu dekat agar
tidak terlalu panas. Dan usahakan tikus, kucing dan binatang sejenisnya
mbisa masuk kekandang, termasuk semut dan cicak. Bahannya juga bisa
kayu, besi ataupun aluminium tergantung kemampuan anggaran yang
tersedia.
Letak kandang sebaiknya tidak dekat dengan sumber suara
yang berisik, tetapi sebaiknya juga jangan ditempat yang sepi yang
jarang dikunjungi manusia/orang, perkutut akan semakin terbiasa dan
merasa nyaman jika sering dikunjungi dan bertatap muka dengan
manusia/orang.
8. Menjodohkan
Tehnik menjodohkan juga
perlu diketahui dengan baik, sebab kedua calon Indukan tidak begitu saja
langsung jodoh, tetapi membutuhkan proses untuk saling kenal terlebih
dahulu dengan cara antara lain keduanya ditempatkan pada sangkar
terpisah dan setiap hari selalu disandingkan. Setelah satu atau dua
minggu, setelah kelihatan keduanya sudah saling kenal dengan tanda-tanda
saling mengangguk-angguk dan kalau tidur malam hari selalu ingin
berdekatan. Maka keduanya disatukan tetap dalam sangkar kecil dahulu
untuk beberapa hari.
Waktu yang tepat untuk memasukkan ke kandang
ternak adalah sore hari dengan sebelumnya kedua perkutut cvalon Indukan
tersebut dilolohi kacang hijau yang sudah direndam sampai lunak,
vitamin-E, minyak ikan, B-kompleks dan sedikit dibasahi badannya,
diharapkan malam harinya akan tidur berdekatan bersama.
Beberapa
minggu kemudian keduanya akan melakukan perkawinan dan siap untuk
bertelor, jangan lupa untuk disiapkan sarang dari anyaman rotan yang
diberi daun cemara atau rumput kering untuk meletakan telor-telornya.
Bila
ternyata masih belum jodoh atau biasanya yang Jantan galak, maka si
Jantan ditangkap dan dimandikan atau kalau perlu digodi ( sayapnya
diikat 5-6 lembar ) dan kemudian dimasukkan kandang kembali.
9. Manajemen kandang
Setiap
kandang sebaiknya diberikan tanda-tanda misalkan dengan Nomor atau Nama
terserah apa saja sesuai kemauan masing-masing. Juga ada baiknya
dibuatkan catatan pasangan Indukan dari BF dengan ring apa, tanggal
lahir, dll/
Perhatikan kapan setiap pasangan pada kandang
masing-masing sudah mulai melakukan perkawinan, untuk keperluan
disiapkan sarangnya. Buatkan catatan khusus ( kalau perlu dengan
komputerisasi ) kapan mulai bertelor, kapan diperkirakan menetas setelah
14-15 hari mengeram, bagaimana hasilnya ( menetas semua atau tidak
hanya satu atau bhakan tidak menetas semua ), periksa keadaan telor yang
tidak menetas untuk mengetahui penyebabnya, dll.
Pasanganlah Ring di
salah satu/kedua kakinya pada umur piyik sekitar 7-9 hari dan
selanjutnya terserah kita apakah piyik tersebut akan tetap dikembalikan
untuk diasuh oleh Induknya atau akan dititipkan Puter sebagai Induk asuh
pengganti. Yang perlu diperhatikan, kalau akan menggunakan jasa Puter
haruslah yang sedang mengeram paling tidak sudah 10 hari dimana Puter
sudah menghasilkan susu ditemboloknya. Jasa indukan pengganti juga bisa
dilakukan oleh Diamond Dove yaitu sejenis Perkutut berasal dari
Australia yang tubuhnya lebih kecil.
Pada edisi yang akan datang
dengan topik yang lain akan kita bahas bagaimana menetaskan telor
perkutut dengan menggunakan jasa Puter atau Diamond Dove yang tujuannya
untuk membuat Indukan favorit kita bertelor lebih produktif dan
menghasilkan anakan piyik lebih banyak.
10. Pemeliharaan piyik
Piyik-piyik
setelah berumur 1-1.5 bulan sebaiknya sudah mulai dipisahkan dari
Induknya baik Perkutut maupun Puter/Diamond Dove, sebab mereka sudah
bisa mulai makan sendiri dan biasanya Indukannya juga sudah enggan
meloloh dan sudah mulai melakukan perkawinan lagi.
Piyik-piyik
tersebut ditempatkan didalam sangkar kayu ukuran 50(L) x 70(L) x 50(T)
cm sebanyak 8-10 ekor bersama-sama, kalau perlu diberikan lampu untuk
pemanas terutama pada malam hari atau udara dingin pada musim penghujan.
Sebaiknya
tiap-tiap piyik diberikan vitamin tambahan antara lain berupa ;
B-komplek, minyak ikan, kalsium dan obat cacing sebelum dimasukkan ke
sangkar kayu tersebut.
Usahakan minimum setiap hari setidaknya dua
hari sekali dijemur dari jam 08.00 sampai jam.11.00, agar mendapat sinar
matahari pagi dan ultra violet yang cukup untuk kesehatan tubuhnya. Dan
pada minumannya diberikan Vitamin tambahan dua kali seminggu untuk
menambah daya tahan tubuhnya.
Menginjak umur 3(tiga) bulan, bila
dikehendaki piyik-piyik tersebut sudah dapat dipisahkan dan
masing-masing dimasukkan ke sangkar soliter agar dapat lebih mudah untuk
memantau suaranya dan menentukan kualitas suaranya tersebut.
Selanjutnya
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan penilaian apakah Indukan
kandang tertentu sudah benar atau kurang benar, sehingga perlu
dilakukan perombakan pasangan Indukannya dalam usahanya untuk selalu
meningkatkan mutu kualitas suara.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Langkah mudah ternak Perkutut "
Post a Comment