1. Tujuan Untuk Kompetisi Burung Berkicau.
Cari gen indukan jantan yang punya
prospek juara. Biasanya burung yang telah mendapat predikat juara
disuatu perlombaan besar merupakan acuan calon indukan yang berkualitas.
Walaupun acuan ini tidak mutlak dilakukan, tetapi paling tidak sudah
mempunyai modal sebagai indukan yang baik, kendalanya barangkali adalah
masalah harganya yang cukup tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas,
cari alternatif lain yang relatif lebih mudah. Caranya dengan mencari
calon indukan yang mempunyai prospek yang baik, walaupun belum pernah
juara atau diperlombakan. Umumnya indukan yang baik adalah yang bertipe
suara keras, pintar menirukan suara burung lain, mempunyai
tonjolan-tonjolan suara yang khas, misalnya tembakan-tembakan, ngerol
dan variasi suara. Serta performa dan penampilan yang baik saat
membawakan irama lagu.
Setelah menentukan indukan Jantan,
langkah selanjutnya adalah mencari indukan Betina yang berkualitas.
Ciri-ciri fisiknya kurang lebih sama dengan indukan Jantan. Indukan
Betina juga harus dicari yang suaranya merdu dan berpostur baik,
mempunyai ekor yang cukup panjang untuk ukuran murai batu betina. Burung
yang akan dijodohkan sebaiknya hewan yang dari spesies yang sama. Ini
jauh lebih sulit lagi, karena jarang sekali diperdagangkan indukan murai
batu betina yang baik. Mayoritas pedagang menjual murai batu berjenis
kelamin Jantan. Alternatif yang termudah dengan mendatangi rumah-rumah
penangkaran murai batu dan memesannya terlebih dahulu.
2. Tujuan Untuk Sekedar Menangkarkan Saja.
Cara ini biasanya dilakukan oleh para
hobbies, karena pertimbangan melestarikan kelangsungan hidup murai batu
saja. Jenis yang ditangkarkan murai batu dari spesies apa saja.
Mempersiapkan Penjodohan
Setelah dipilih calon-calon indukan yang
baik, langkah pertama adalah dengan memperkenalkan suara/kicauan
indukan Jantan dan indukan Betina terlebih dahulu. Caranya dengan
menempatkan kedua burung tersebut dalam sangkar gantung yang terpisah.
Usahakan berada dalam satu area agar suara/kicauan mereka dapat saling
terdengar. Usahakan satu sama lain tidak diperlihatkan terlebih dahulu.
Disini fungsi kain penutup sangkar (kerodong) berperan. Setelah terjadi
saling sahutan, biarkan sampai irama kicauan mereka seirama. (biasanya
diperlukan waktu sekitar 2 sampai 3 hari, tetapi ini juga tidak mutlak,
tergantung kondisi dilapangan). Dalam kondisi ini dianjurkanuntuk
memberian pakan hidup dan nutrisi yang cukup agar burung siap
dikawinkan, sehingga mempermudah proses penjodohan.
Setelah ada keseimbangan irama kicauan diantara mereka, pertemukan mereka dengan tahapan gradual sbb:
a. Buka masing-masing kerodong dengan
jarak antara kedua sangkar berjauhan 4 meter. Jangan terburu-buru untuk
langsung mempertemukan mereka. Karena indukan Jantan dapat menyerang
bahkan dapat membunuh indukan Betina. Kegiatan menjodohkan ini akan
berlangsung berhari-hari, bahkan dalam hitungan minggu.
b. Setelah proses ini berjalan dengan
baik dan terjadi kemajuan satu sama lain, tempatkan sangkar lebih dekat
lagi. Misalnya persempit jarak sangkar mereka menjadi 1 meter – 2 meter.
Biasanya kalo kedua burung sudah saling cocok, Individu Jantan akan
memperlihatkan bahasa tubuh, seperti mengibas-kibaskan ekornya dan
menampilkan suara yang merdu untuk menarik perhatian individu betina.
c. Jika reaksi indukan betina hanya
berdiam diri di atas tangkringan saja, itu menandakan ia belum siap
untuk kawin. Proses ini membutuhkan kesabaran.
d. Jika reaksi indukan betina mengambil
posisi membungkuk dan melebarkan kedua sayapnya, itu menandakan sudah
benar-benar siap untuk kawin.
e. Jika keadaan seperti point di atas,
segera masukkan kedua indukan dalam kandang penangkaran yang besar.
Keluarkan betina dari dalam sangkar, sedangkan indukan Jantan usahakan
masih didalam sangkar yang digantung di dalam kandang besar. Biarkan
proses penjodohan ini berlanjut sampai indukan Betina benar-benar siap
untuk dikawinkan. Biasanya indukan betina akan sering hinggap disekitar
sangkar indukan Jantan.
f. Setelah fase penjodohan
memperlihatkan kemajuan yang baik, anda tidak perlu khawatir untuk
mengeluarkan indukan Jantan dari sangkar gantung.
Dalam beberapa kejadian, jika burung
telah ditempatkan bersama-sama, mereka akan cepat melakukan aktifitas
perkawinan. Setelah ini berlangsung, indukan betina akan membangun
sarangnya dalam waktu sehari dan akan mulai bertelur pertama kali
setelah hari-hari berikutnya. Telur pertama, kedua dan ketiga biasanya
merupakan telur yang tidak berproduksi atau tidak menetas.
Seringkali, jika kedua pasangan memasuki
masa reproduksi, perkawinan tidak dilangsungkan secara cepat (tidak
terburu-buru), sampai indukan Jantan benar-benar menerima indukan betina
setelah terlebih dahulu terjadi proses penjodohan. Indukan Jantan akan
tampil atraktif dan bernyanyi merdu di depan indukan Jantan, seolah olah
ingin mengatakan bahwa saya seorang laki – laki. Ia juga akan memeriksa
kotak sarang. Ia perlu melihat apakah kotak sarangnya akan dapat
menjadi tempat yang nyaman. Selanjutnya ia akan masuk ke dalam kotak
sarang dan memperhatikan dengan seksama untuk waktu yang lama, kemudian
akan berkicau dengan pelan seolah memanggil induk betina dan menyuruhnya
masuk ke dalam kotak sarang.
Apabila induk Jantan meninggalkan kotak
sarang, induk betina akan memeriksa kenyamananya, tetapi ia jarang
keluar dari kotak sarang sebelum sang Jantan benar-benar membangun
sarangnya.
Idealnya, burung harus membangun
sarangnya beberapa hari setelah saling mengenal. Biasanya induk Jantan
yang mulai menyusun sarang. Setelah separuh dari sarang terkumpul, induk
betina akan segera keluar sarang dan mulai menyelesaikan sarangnya.
Biasanya, setelah 2 hari berlangsung
sarang akan selesai dan induk betina akan beristirahat. Setelah kurang
lebih 4 hari, induk betina akan mulai bertelur. Dalam sehari ia akan
bertelur sekali. Jumlah telur yang akan dierami 3 dampai 4 telur. Bahkan
ada yang sampai berjumlah 5 telur. Saat jumlah telur sudah mencapai 3
butir, induk betina biasanya sudah mulai melakukan pengeraman.
0 Response to "Cara Ternak Burung Murai Batu "
Post a Comment